GAYA HIDUP SEHAT

Olah Raga pada Penderita Diabetes

Diabetes merupakan penyakit yang akan berlangsung seumur hidup. Sejak seabad lalu, seorang dokter dari dinasti Sui di Cina telah menganjurkan para penderita diabetes untuk melakukan aktivitas fisik karena dinilai dapat mengurangi risiko komplikasi terhadap jantung dan meningkatkan harapan hidup. Terbukti latihan jasmani dapat menurunkan konsentrasi HbA1c, yang cukup menjadi pedoman untuk penurunan risiko komplikasi diabetes dan kematian.

Latihan jasmani pada penderita diabetes akan menimbulkan perubahan metabolik, yang dipengaruhi oleh lamanya aktivitas fisik, berat latihan, tingkat kebugaran, kadar insulin plasma, kadar glukosa darah, kadar benda keton, dan imbangan cairan tubuh. Latihan jasmani secara teratur akan memperbaiki kapasitas latihan aerobic, kekuatan otot, dan mencegah osteoporosis.

Prinsip latihan jasmani bagi penderita diabetes:

  • Frekuensi :olahraga dilakukan teratur 3-5 kali per minggu
  • Intensitas : ringan dan sedang
  • Durasi : 30-60 menit
  • Jenis : latihan aerobic untuk meningkatkan jantung dan pernapasan seperti jalan,jogging, berenang, dan bersepeda.

Pilih latihan jasmani yang disenangi dan memungkinkan untuk dilakukan, dan hendaknya melibatkan otot-otot besar.

Latihan jasmani bagi penderita diabetes tipe 1 sebaiknya dilakukan pada pagi hari.

Pada penderita diabetes dengan gula darah tak terkontrol, latihan jasmani akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah dan benda keton yang dapat berakibat fatal. Satu penelitian mendapati bahwa pada kadar glukosa darah sekitar 332 mg/dl, bila tetap melakukan latihan jasmani akan berbahaya bagi yang bersangkutan. Jadi sebaiknya bila ingin melakukan latihan jasmani, seorang penderita dabetes harus mempunyai kadar glukosa darah tak lebih dari 250mg/dl.

Penderita diabetes yang mendapat terapi insulin, harus mewaspadai kejadian hipoglikemia. Bila insulin disuntikkan pada lengan atau paha, akan memperbesar kemungkinan terjadinya hipoglikemia karena peningkatan hantaran insulin melalui darah akibat pemompaan oleh otot pada saat berkontraksi. Sehingga dianjurkan penyuntikan di daerah perut (abdomen) sebelum latihan jasmani. Juga dianjurkan agar latihan jasmani dilakukan setelah makan, yaitu pada saat kadar gula darah berada pada puncaknya.

Pada saat melakukan latihan jasmani, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

> Pemanasan (warm-up)

Dilakukan sebelum memasuki latihan yang sebenarnya, dengan tujuan untuk mempersiapkan berbagai sistem tubuh seperti menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi hingga mendekati intensitas latihan. Pemanasan cukup dilakukan selama 5-10 menit.

> Latihan inti (conditioning)

> Pendinginan (cooling-down)

Dilakukan untuk mencegah penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan nyeri pada otot setelah melakukan latihan jasmani, atau pusing akibat masih terkumpulnya darah pada otot yang aktif. Bila latihan berupa jogging maka pendinginan sebaiknya dilakukan dengan tetap berjalan untuk beberapa menit. Bila bersepeda, tetap mengayuh sepeda tetapi tanpa beban. Pendinginan dilakukan kurang lebih 5-10 menit, sehingga denyut jantung mendekati denyut nadi saat istirahat.

> Peregangan (stretching)

Dilakukan untuk melemaskan dan melenturkan otot yang masih tegang dan menjadikan lebih elastic. Tahapan ini bermanfaat terutama bagi mereka yang berusia lanjut.