Menempelkan telapak / punggung tangan ke dahi sering dan biasa dilakukan, namun bukan cara yang tepat untuk mengukur suhu tubuh panas, normal atau dingin. Meningkatnya suhu tubuh bukan serta merta menjadi petunjuk seseorang harus minum obat turun panas.
Setiap kali anak mengeluh tidak enak badan, pasti tindakan pertama kita adalah dengan menempelkan tangan ke dahi atau lehernya. Tapi sesungguhnya telapak tangan sebagai alat ukur panas tubuh sangat bersifat subjektif. Artinya hal tersebut tidak bisa digunakan sebagai patokan untuk mengkategorikan suhu seseorang panas, normal atau dingin.
Seseorang dengan metabolisme tubuh yang rendah atau menderita anemia, suhu tangannya umumnya lebih dingin, sehingga akan menjadi lebih peka ketika meraba seseorang yang suhu tubuhnya tinggi, dibandingkan dengan mereka yang metabolisme tubuhnya normal dan suhu tangannya lebih hangat. Karena tingkat metabolisme dan mekanisme sirkulasi darah tiap individu berbeda, maka mengukur suhu badan seseorang dengan punggung atau telapak tangan menjadi tidak akurat.
Ada baiknya setiap keluarga menyediakan termometer air raksa yang harganya relatif murah atau yang sudah lebih canggih dalam bentuk termometer digital. Alat pengukur suhu ini lebih bisa diandalkan.
Mekanisme Kekebalan
Suhu rata-rata tubuh normal dan sehat seseorang menurut beberapa peneliti Barat seperti Becquerel dan Berscher (1855) dan Wunderlisch (1868) adalah 37oC. Suhu normal tubuh sesungguhnya bervariasi tergantung pada waktunya (pagi, siang atau malam), tempat pengukuran (dalam rongga mulut, diketiak atau dalam dubur), faktor usia serta tingkat metabolisme (sebelum atau sesudah makan, sebelum atau setelah melakukan aktivitas fisik). Pengukuran suhu dengan termometer lewat rongga mulut atau dubur akan lebih tepat daripada lewat ketiak.
Suhu tubuh mencapai suhu paling rendah pada pagi hari (05.00-06.00) dan paling tinggi di sore hingga malam hari. Perbedaan antara suhu terendah dan tertinggi juga bervariasi, rata-rata 0,3-1,5oC. Semula perbedaan itu diduga hanya karena perbedaan cuaca, suhu serta kelembaban namun ternyata juga karena faktor irama diurnal (saat tidur dan melek) yang berkembang sejak usia 1-2 tahun dan berlangsung terus seumur hidup.
Suhu tubuh orang dewasa rata-rata di bawah 37oC. Pada anak usia dibawah 12 tahun, suhu tubuh di malam hari seringkali lebih tinggi, rata-rata 37,4oC. Sebagai pedoman kasar, suhu tubuh anak yang tidak melebihi 38oC (antara 36oC - 38oC) tidak perlu dirisaukan karena belum merupakan indikasi untuk diberi obat penurun panas. Karena sesungguhnya suhu yang agak panas justeru dibutuhkan untuk pertumbuhan dan merupakan salah satu mekanisme untuk mempertahankan tubuh dari serangan infeksi atau masuknya benda asing ke dalam tubuh.
Hal ini pernah dikemukan oleh seorang ahli imunologi – infeksi dari Belanda, Van Der Meer dimana ia mengingatkan bahwa pemakaian obat penurun panas yang terlalu dini justeru tidak memberikan kesempatan pada tubuh untuk melaksanakan fungsi mekanisme pertahanan tubuh (kekebalan). Kalau jamur yang sedang tumbuh (misalnya pada oncom dan tempe) menghasilkan panas dan membutuhkan kalori, demikinan pula manusia. Tumbuh kembang anak lebih pesat daripada orang dewasa sehingga secara otomatis menghasilkan panas yang lebih banyak.
Menurunkan panas tanpa obat
Untuk mengatasi demam, lebih baik mengusahakan dulu dengan menyeka seluruh permukaan tubuh beberapa kali (terutama ketika suhu tubuh meningkat) dengan handuk kecil yang dibasahi air hangat. Tindakan ini akan melancarkan sirkulasi darah dan membuka pori-pori kulit sehingga memberikan kesempatan panas keluar dari tubuh ke lingkungan sekitarnya. Ruang ventilasi yang baik dimana udara berlangsung secara teratur atau kamar ber-AC, sangat dianjurkan untuk merawat penderita demam.
Pakaian yang sudah basah karena keringat sebaiknya segera diganti dengan yang kering. Sebaiknya kenakan pakaian dari bahan katun yang lebih menyerap keringat, bukan bahan sintetis. Bila usaha ini tidak berhasil dan suhu badan telah mencapai 38oC barulah penderita diberi obat penurun panas (antipiretika). Dosis obat penurun panas jenis asetaminofen yang umum dijual di warung atau apotek adalah 10mg/kg berat badan/hari dibagi 3 dosis (diminum 3 kali sehari).
Bila sudah diberi obat penurun panas dua kali tetapi suhu badan tetap belum turun juga, segera konsultasikan ke dokter. Mungkin demam yang diderita karena infeksi bakteri yang agak berat yang tidak bisa megandalkan mekanisme kekebalan tubuh atau obat penurun panas saja, tapi memerlukan obat antibiotik. Biarlah dokter yang menentukan pemilihan obatnya.