Diabetes melitus menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti, bukan hanya karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun juga karena diabetes melitus dapat menimbulkan komplikasi bagi penderitanya. Salah satunya adalah retinopati diabetik.
Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan yang paling sering ditemukan. Jika tidak mendapatkan perawatan dengan baik, selain merusak pembuluh darah besar, penyakit diabetes juga bisa merusak pembuluh darah kecil, misalnya pada retina, yang berfungsi untuk menangkap bayangan objek, sehingga mata kita bisa melihat. Jika kondisi ini terus dibiarkan, semakin lama penderitanya akan semakin mengalami penurunan fungsi penglihatan. Resiko mengalami retinopati pada pasien diabetes meningkat sejalan dengan lamanya diabetes. Pada waktu diagnosis diabetes tipe 1 ditegakkan, retinopati diabetik hanya ditemukan pada kurang dari 5% pasien. Setelah 10 tahun, angka kejadiannya meningkat menjadi 40-50% dan sesudah 20 tahun lebih dari 90% pasien sudah menderita retinopati diabetik. Pada diabetes tipe 2 ketika diagnosis diabetes ditegakkan, sekitar 25% sudah menderita retinopati diabetik nonproliferatif.
Ciri-ciri jika Anda mengalami retinopati diabetik adalah pandangan menjadi kabur, berbercak dan mengalami gangguan mengenal warna.
Retinopati diabetik itu sendiri, digolongkan menjadi dua tahapan:
- Retinopati diabetik nonproliferatif. Merupakan bentuk awal yang paling ringan dan sering tidak memperlihatkan gejala. Pada tahap ini pembuluh darah di mata melemah. Hal ini dapat menyebabkan darah dan cairan lainnya bocor ke dalam retina dari pembuluh darah. Jika kebocoran cairan menuju ke pusat mata, maka penderita akan mengeluhkan pandangan yang kabur.
- Retinopati diabetik proliferatif. Jika kadar gula darah tetap tinggi, retinopati diabetes akan terus semakin parah. Pembuluh darah baru akan tumbuh di retina. Hal ini mungkin terdengar baik, tetapi pembuluh darah baru ini memiliki dinding yang lemah. Mereka dapat pecah dengan sangat mudah, bahkan saat penderita sedang tidur. Jika pembuluh darah pecah, darah dapat bocor ke bagian tengah mata di depan retina dan mengubah penglihatan. Perdarahan ini juga dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut, yang dapat menarik retina dan menyebabkan retina terkelupas dari dinding mata, akibatnya penderitanya bisa mengalami kerusakan penglihatan secara permanen atau buta.
Retinopati juga dapat menyebabkan pembengkakan pada makula mata. Ini disebut edema makula. Makula adalah bagian tengah dari retina, yang memungkinkan seseorang melihat lebih detail dan jelas. Ketika makula membengkak, pengelihatan seseorang akan terganggu bahkan dapat menyebabkan kebutaan.
Bila seseorang memiliki retinopati diabetes, tekanan darah tinggi dapat membuat kondisinya lebih buruk. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah mata, yang membuat bocornya cairan atau darah lebih mudah sehingga memperburuk penglihatan.
Untuk mencegah terjadinya retinopati diabetik, penderita diabetes wajib untuk menjaga kadar gula darahnya dengan baik, yaitu dengan obat-obatan, menjaga pola makan dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan mata oleh spesialis mata adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi retinopati diabetik. Jika Anda merokok, berhentilah merokok. Semua ini akan mengurangi risiko kerusakan retina.