Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) sangat sering terjadi pada usia lanjut.
Dehidrasi merupakan salah satu alasan utama pasien usia lanjut dibawa ke ruang gawat darurat dan salah satu diagnosis utama penyebab kematian. Jika dehidrasi yang tidak tertangani, angka mortalitasnya mencapai lebih dari 50%.
Gejala dan tanda klinis dehidrasi pada usia lanjut tidak jelas, samar-samar, bahkan bisa tidak ada sama sekali. Hal ini menyebabkan dehidrasi pada usia lanjut tidak mudah dideteksi. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan elastisitas kulit, dan mata cekung sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan lebih dari 3% dalam waktu cepat. Tanda klinis obyektif lainnya yang dapat membantu mengidentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah yang terjadi tiba-tiba saat berubah posisi dari telentang ke posisi duduk atau tegak).
Pada usia lanjut, terdapat perubahan dalam pengaturan cairan dan natrium berupa penurunan respons rasa haus, penurunan kemampuan pemekatan urin, gangguan respons ginjal terhadap hormon pengatur kencing, serta gangguan kemampuan ginjal dalam menahan natrium.
Karenanya terjadi perubahan nilai laboratorium yang signifikan dengan meningkatnya usia.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada guna mencegah terjadinya dehidrasi pada lansia. Caranya adalah dengan banyak mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan air yang tinggi seperti buah-buahan segar dan sayuran, tingkatkan asupan cairan ketika sakit, berolah raga secara rutin, dan tetap minum meskipun tidak haus.