Vitamin D adalah salah satu vitamin larut lemak yang berperan dalam pembentukan tulang, membentuk kekebalan tubuh, serta bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung, otak, dan otot.
Pembentukan vitamin D terjadi secara alami ketika kulit terkena sinar matahari langsung. Selain itu vitamin D juga bisa didapatkan melalui beberapa jenis makanan seperti jamur, ikan, dan kuning telur. Akan tetapi, penelitian menunjukkan ternyata sebagian besar orang di dunia ini mengalami kekurangan vitamin D, terutama pada kaum wanita.
Penelitian di Australia pada kelompok wanita berusia 40-43 tahun menunjukkan bahwa dua pertiga wanita mengalami kekurangan vitamin D dan wanita yang kekurangan vitamin D berisiko 1,6 kali untuk menderita hipertensi dibanding dengan wanita yang memiliki kadar serum vitamin D yang normal. Selain itu, data prevalensi kekurangan vitamin D pada wanita usia subur di berbagai negara di Eropa, Amerika, dan Asia (Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, India, Jepang, dan Hongkong bervariasi dari 42%-90%.
Sebuah studi di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi defisiensi vitamin D sebesar 50% pada wanita berusia 45-55 tahun. Kemudian hasil penelitian kolaborasi Malaysia dan Indonesia yang dilakukan di Kuala Lumpur dan Jakarta menemukan 63% peserta di Indonesia mengalami kekurangan vitamin D. Penelitian pada anak usia 15-18 tahun di 10 sekolah Kota Yogyakarta menunjukkan hal serupa, hampir 100% dari sampel penelitian mengalami kekurangan vitamin D.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Padahal Indonesia adalah negara tropis yang memiliki paparan sinar matahari yang tinggi, namun ternyata banyak penduduk Indonesia yang mengalami kekurangan vitamin D.
Faktor penyebab terjadinya kekurangan vitamin D adalah kurangnya aktivitas di luar ruangan yang mengakibatkan kurangnya paparan sinar matahari, gaya hidup yang cenderung menghindari sinar matahari, penggunaan bahan pakaian yang cenderung panjang dan tertutup, serta penggunaan pelindung tubuh seperti topi, payung, dan sunblock.
Dampak dari kekurangan vitamin D adalah dapat mengakibatkan terjadinya kelainan tulang dan meningkatkan risiko dari berbagai penyakit kronis. Tulang akan menjadi rapuh. Selain itu, kekurangan vitamin D juga merupakan faktor resiko terjadinya berbagai penyakit, termasuk diabetes melitus tipe 2, gangguan jantung dan pembuluh darah yang disebabkan hipertensi, obesitas dan gangguan profil lemak, kanker, infeksi dan autoimun.
Untuk mengatasi terjadinya kekurangan vitamin D, cara termudahnya adalah dengan rajin berjemur setiap pagi, tepatnya sebelum jam 10 pagi. Selain itu dapat juga dengan menambah asupan vitamin D dari makanan seperti jamur, ikan, kuning telur, keju, atau susu yang sudah difortifikasi. Atau dapat juga dengan mengkonsumsi Koni D. Koni D merupakan suplemen kesehatan yang mengandung vitamin D3 untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin D tubuh kita.